Jumat, 30 Desember 2011

Kalau dibandingkan dengan dirinya mungkin bisa dikatakan Vany lebih menderita, Ia penderita kangker ganas kepalanya gundul dan kakinya harus diamputasi tapi kalau dilihat Vany nampak begitu ceria
            V: ”Hai Teri kamu mau lihat koleksi wign ku”             ”Ini sebagian yang ku bawa”             ”Dirumahku ada beberapa lagi”             ”Kamu mau coba pake”             ”Gampang kok caranya”
            (kemudian Vany mempraktekan bagaimana cara memakai wign itu)             (ia memilih wig berwarna merah marun)             (nampak begitu cocok dengan wajahnya yang berwarna kuning langsat)
            ”Nah gitu caranya gampang khan”.             (Kata Vany melihat gambaran wajahnya di dalam cermin)
            ”Nanti aku pinjamkan deh untuk mu”             ”Sepertinya yang keriting ini cocok dengan wajahmu yang imut itu”             (kata Vany sambil menunjukan salah satu wign dengan tekstur keriting)
Tiba-tiba saja  pintu ruangan mereka terbuka. Suster yang bertugas pagi itu membawa kereta makanan
            S: ”Vany ..... seneng nya puunya teman baru.”             (tanya suster itu akrab)                         V:” iya .....eh .....Sarapan paginya apa ?????            ”Ooooooo bubur lagi ya .......”            ”Sekali-kali nasi goreng dunk supaya aku selera makan”             (gurau Vany)
            S: “Vany....Vany “            “Bubur saja kamu gak pernah sisakan “            ”Apalagi kalau nasi goreng ”            ”Pasti minta tambah... khan” (balas suster itu gak mau kalah)
            V: ”Iya  donk masak sih kita menyia-siakan berkat Tuhan ”            ”Kalau Bapaku tahu aku sisakan makanan ”            ”Pasti dia marah”             ”Tapi buburnya ada lauknya khan”     (kata Vany gak mau kalah)                         S: ”Ini tadi mintakan suster mintakan dendeng manis”             ”Khusus untuk mu”             ”Dihabiskan ya ..... ”
            V: ”Sip ..... lah”             (kini suster itu menghantarkan bubur kepada Teri)
            S: ”Oh ya Teri .... tadi Ibumu berpesan supaya kami menyuapin kamu”             (kata suster itu ramah)                         V: ”ya.... disuapin”             ’Biar deh sus... dia gak usah disuapin”             “Serahkan saja sama Vany”             ”Pokoknya beres ...... ”
            S: ”Nyakin ..... suster itu menyakinkan.”                         V: (Vany hanya mengancungkan jempolnya)            (sambil berkata)             Sipppppp.....ppppp            Kupegang tangan muMiliki hatimuSahabat ku sayangSelamanya
Kutatap matamuMiliki senyumuSahabatku sayangSelamanyaJadikan hidup ini berartiMiliki sahabat yang Tuhan beri
Jadikan hidup ini berhargaBersahabat selamanya

Suster itupun meninggalkan mereka berdua untuk berada di dalam ruangan. Beberapa saat kemudian entar apa yang dikatakan oleh Vany. Teri mau saja menerima bimbingan dari Vany untuk duduk dan makan bersama. Sambil makan mereka ngobrol dan tentu saja yang paling banyak bercerita adalah Vany.
Sebenarnya, ..... Teri masih terasa sedikit mual. Karena beberapa hari ini Teri tidak makan apapun. Tetapi tanpa sadar .....bubur yang ada di mangkoknya hampir habis separoh dari porsinya
Sambil makan menu sarapan pagi itu Vany tidak henti-henti untuk bercerita. Kadang ceritanya bisa membuat Teri terseyum ...bahkan tertawa ... walaupun dia gak menahannya... oleh karena setiap kali tubuhnya tergoncang, bekas operasi yang ada di kakinya terasa sakit.





            Teman Vany : ”Halo pa kabar?”            (tiba-tba dengan sedikit mengejutkan .....  muncul beberapa anak muda)             (yang tidak lain adaah teman-teman Vany)                         V: “Hai liat nie aku sekarang gak sendirian loh.....“            “Itu ada teman baru “            “Namanya Teri“             (tanpa basa-basi, Vany langsung memperkenalkan Teri kepada teman-temannya)                         “Oh ya Teri ini teman-temanku”            ”Ada yola, fara, leksi”
            TemanT: ”halo Teri”             (sapa mereka hampir bersamaan)            Teri hanya tersenyum menyambut sapaan mereka. Vany dan teman-temannya sangat akrab sekali. Mereka saling bercanda dan Vany sepertinya tidak terasa bahwa dirinya berbeda dengan mereka. Ia bisa bergurau, sambil memukul, bahkan ketika mereka memutar lagu hip hop dari tape rocoder Vany asyik berjoget dengan kakinya yang hanya tinggal satu.

Ia terlihat begitu piawai meliuk-liukan tubuhnya hal ini mau tidak mau membuat Teri merasa kagum. Tidak membutuhkan waktu lama, Teri sudah terasa akrab dengan teman-temannya Vany.
Bila kau dapat mengerti sahabat adalah teman setia dalam suka dan dukaKau kan dapat berbagai cerita. Itulah seharusnya jalani kehidupanSetia...setia...setia dan tanpa terpaksaKau akan mengerti
Bersambung...