Rabu, 28 Desember 2011

Cerpen : Terima Kasih Vany (3)

Tiba-tiba dia ingin melakukan satu rencana bagi putrinya Teri, agar putrinya berubah. Ibu Ratna beranjak dari tempatnya berdiri dan pergi menuju tempat penjaga para perawat dan bertanyak kapan dokter yang merawat putri datang hari ini.

Setelah ia mendapatkan informasi yang diinginkan, Ibu Ratna pergi dan kembali ke kamar perawatan anaknya, ia kemudian membujuk putrinya itu untuk makan.

Ketika menuju kamar anak itu, Ibu Ratna tidak lagi terasa sedih seperti tadi. Bahkan dia tampak lebih bersemangat. Sepertinya dia mendapatkan tenaga yang baru untuk menghadapi hari esok dengan penuh dengan tantangan yang dihadapinya.

Walaupun hari itu Ibu Ratna belum berhasil membujuk putrinya untuk makan, tetapi dia tetap merasa optimis. Kalau sesaat lagi putrinya  yang cantik itu akan kembali sepeti dahulu

Sore itu Ibu Ratna berusaha menemui dokter yang merawat Teri. Dia berbicara empat mata. Dan dia mengusulkan satu rencana yang membuat putrinya itu berubah. Dan dokter yang merawat Teri tidak keberatan dengan usulan itu. Dan mereka pun sepakat untuk melakukan usulan itu, esok pagi.

Ah ..... rencana apa ya yang kira-kira mereka kerjakan 

 
Pagi itu matahari bersinar dengan hangat. Pagi yang begitu indah tetapi bagi Teri semua hari adalah sama. Semuanya buruk baginya.

Karena kini dia bukan anak gadis yang normal seperti dulu. Kakinya tinggal satu, dan dia cukup mampu melakukan semua hal sendiri seperti yang selama ini dilakukannnya.

Pagi itu Ibu Ratna, seperti biasa Ibu Ratna membuka korden ruang perawatan, sinarnya matahari langsung masuk ruang perawatan. Dan tak lupa, Ibu Ratna membuka jendela. Agar udara segar daat masuk dan memberikan kesegaran di ruangan itu.

Tiba-tiba terdengar olehnya seperti suara kereta yang masuk ke dalam ruangan itu. Dan seperti biasanya ketika orang lain masuk Teri langsung berusaha untuk memalingkan mukanya dan dia langsung memalingkan wajahnya ke tembok.
Herannya para perawat-perawat itu malah datang kepada Teri, kemudian dengan pelahan dia berkata

Perawat: ”Teri, ayo buka matanya”
            ”Sekarang ini kami akan memindahkan kamu ke ruangan lain”.

Mendengar kata-kata itu Teri langsung membuka matanya, dan dengan ketus dia berkata
            T: ”aku mau dibawa kemana”
”aku tidak mau pindah dari sini”

Perawat itu tersenyum dan berkata lagi:
            P: ”Teri ini prosedur perawatan siapapun pasti mengalaminya”
            ”Kamu akan punya teman di kamar barumu nanti“
            (jelas perawat itu dengan sabar)

            T: “Gak mau....gak mau.....gak mau....”
            “Aku pokoknya gak mau punya teman”
            ”Aku mau sendirian disini.”
Ibu Ratna mendekati anaknya itu ketika anaknya mulai membrontak, dan mulai menjelaskan kepada anaknya
           
IR: ” sayang ”
”kami selalu ingin memberikan yang terbaik untuk kamu”
”percayalah kepada kami”

Meskipun Teri menangis dan tidak mau beranjak. Perawat-perawat itu dengan cekatan mengendong tubuh Teri dan memindahkan tubuh Teri, ke satu ruangan yang tidak diketahuinya sama sekali olehnya.

Ternyata perawat itu tidak terlalu lama mendorong keretanya. Teri nyakin sekali, meskipun matanya tertutup dia nyakin bahwa rungan yang dituju itu tidak terlalu jauh dengan ruangnya yang lama.

Ibu Ratna dengan setia menemani Teri disampingnya.

Kemanakah Teri akan dipindahkan ?

(Bersambung)