Kamis, 29 Desember 2011

Cerpen : Terima Kasih Vany (4)

Teri masih agak kebingungan, kenapa dengan tiba-tiba ia dipindahkan ke ruangan yang berbeda Setelah ia dipindahkan dari kereta dorong menuju ranjangnya iapun membuka matanya.

Masih tersisah air mata dipelupuk matanya. Pandangan matannya menuju sisi ruangnya. Dan ia merasa agak kebigungan karena di ruangan itu terdapat poster besar yang dipasang di dinding kamar.

            T: “apa aku masih berada di rumah sakit ya .... “
            (Demikian pertanyaan yang ada di dalam hati Teri)

Tiba-tiba Ibu Ratna mendekatinya

            IR: “Teri, sekarang kamu gak bakal kesepian lagi nak ”
            ”Karena disini kamu telah memiliki teman”
            ”Sementara Ibu pergi keluar kamu bisa berbincang dengan temanmu itu”
            (kata Ibu Ratna dengan membentulkan selimut anaknya)

Pandangan Teri memandang sekeliling ruangan itu tetapi dia tidak menemukan seorangpun disana kecuali dirinya dan Ibunya.

Sesaat kemudian, Ibu Ratna berpamitan untuk pulang sebentar karena ia harus mengatur semua yang ada di rumah dan mengambil beberapa barang yang dIbutuhkan.

Kurang lebih 15 menit kemudian, Teri yang sendirian diruangan itu, tiba-tiba mendengar bunyi getaran kursi roda masuk ke kamar itu.

Pandangan mata Teri tertuju ke sumber suara, ia penasaran, siapa sih kira-kira teman barunya itu. ?

Ternyata yang datang adalah seorang gadis seperti dirinya, ketika pandangan matanya memandang Teri, refleks gadis itu tersenyum sambil menyapa.

            V: ”hai”
            ”Senang sekali aku punya teman sekamar”
            ”Namamu siapa”
            (tanyak gadis itu langsung)

(Dan dia segera turun dari kursi roda dan melopat-lompat dengan kakinya yang satu .... menuju ke tempat tidurnya Teri).

”Wah kamu sih masih beruntung memiliki dua pankal paha”
”Sedangkan aku”
”Kaki ku harus dipotong sampai tulang panggul karena kangker tulang
coba liat”
(tanpa malu-malu gadis itu menunjukan bekas potongan kakinya)

”Tapi aku gak sedih kok”
”Teman-temanku masih seperti dulu”
”Mereka orangnya asyik-asyik loh.”
”Bahkan sebentar lagi aku harus brsiap-siap karena mereka akan segera datang”
”Eh ketika mereka datang ... pasti juga mau jadi temanmu”

Lalu Gadis itu melopat-lompat lagi dengan satu kakinya menuju tempat tidurnya.



Hidup tak lagi terasa sepi .... Malam pun tak lagi terasa sunyi

Ketika ada teman yang perduli .... Dan mau tuk berbagi

Kesedihan pun berganti kawan .... Kebimbangan pun terapus sinar

Jikalau ada sahabat setia .... yang mampu sembuhkan luka

Tiada yang abadi di dunia .... Tiada ada yang Kekal .... selamanya

Coba dengar khan tetua Dari mereka semua .... Kita hidup di dunia hanya sementara

Dan

Tak ada yang sanggup untuk tetap bertahan .... Kecuali cinta dan persahabatan

Pastikan ada  .....  teman  .... yang perduli

Dan... mau tuk berbagi

Tiada yang abadi di dunia .... Tiada ada yang Kekal .... selamanya

Coba dengar khan tetua Dari Mereka semua .... Kita hidup di dunia hanya sementara

Dan ....

Tak kan ada yang sanggup untuk tetap bertahan .... Karena memang hidup kita

Khan lebih indah .... Semua karena cinta dan persahabatan



            V: “Wei aku khan belum tahu namamu”
            “Ah....namaku Vany
“Tapi teman-temanku suka menambahkan satu julukan didepannya
yaitu Vany wing”
            ”Kamu mau tahu kenapa ? Mereka memanggilku seperti itu”
            ” Karena kemana-mana .... Aku selalu memakai wing”
            ”Hahahhahah.......lucu khan”
            (katanya sambil menarik rambutnya)

Satu hal lagi yang membuat Teri terkejut ternnyata, gadis itu mengenakan rambut palsu, kepalanya nampak mulus tanpa rambut.
           
V: ”Kaget ya....”
”Biasa lah ....kalau penderita kangker seperti ku ini pasti rambutnya akan rontok
dan sulit tumbuh lagi. ”
            ”ya.... katanya sih karena obat-obatan yang ku minum”
            ”oh ya.... aku belum tahu namamu”
            ”namamu siapa ?”  

            T: ”Teri” (jawab Teri singkat)
           
            V: ”Teri .... Teri .... Teri .... ”
            ”Nama mu bagus ya”
            (kata Vany ambil manggut-mangut)

Teri merasa ada sesutu yang lain dalam diri Vany, meskipun bicaranya cepas-cepos namun dia orangnya baik. Dan Teri merasa nyaman dengannya. 

(bersambung)