Sabtu, 31 Desember 2011

Cerita : Tamat

Bahkan Yola salah satu teman Vany, sempat bercerita kepada Teri, tentang sesupunya yang juga mengalami nasib yang sama seperti dirinya. Dia harus hidup dengan kaki palsu. Tetapi saudaranya itu tetap bisa melakukan kagiatan seperti semula, bahkan menurut Yola, sepupunya itu bisa berlari lebih cepat dari dirinya. Ini adalah hal yang sangat mengagumkan.

Cukup lama waktunya Teri bersama teman-temannya Vany, ia merasa senang bisa mengenal mereka. Mereka tidak memandangnya sebagai sosok seseorang yang perlu dikasiani, mereka tetap menganggap sebagai sosok seseorang yang normal.

Selama ini dia merasa dirinya berbeda seperti orang lain, setelah kecelakaan itu. Namun, kenyataannya tidaklah demikian, orang-orang tetap menggangapnya sebagai Teri yang dulu. Hanya perasaannya ....yang kini terlalu peka.

Akhirnya ia berada pada keadaaan yang tidak disukainya. Hingga akhirnya ia berjumpa dengan Vany, yang mampu membuatnya berpikir terbalik.

Dia bisa mengatasi permasalahan hidup dengan cara pandang yang berbeda. Vany tidak pernah marah dengan kondisi fisiknya yang terus memburuk karena terapi kangker, dia terus tertawa pada saat dia harus berganti-ganti wign karena rambutya yang gundul. Ia pun masih bisa berpikir bahwa dirinya tetap istimewa, walaupun banyak sekali kekurangan yang dimilikiya.

Masih Teringat oleh Teri apa yag dikatakan Vany, Tuhan menciptakan orang-orang yang istimewa sekalipun kita memiliki cacat dan kekurangan. Tuhan akan melengkapi kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Kalimat yang diucpkan oleh vani Teriang-iang oleh Teri tiba-tiba perasaan haru membuat Teri ingin menangis, ia teringat pada Ibunya yang selalu menemani dan selalu diabaikannya. Bahkan tidak ada sepata katapun yang diucapkan untuk wanita itu. Dan disadarinya bahwa Ibunya terlalu lelah menunggunya.

Satu-satu air matanya jatuh menetes dipipinya, Teri menghapus air matanya itu dengan perlahan dan kembali dia melihat diranjang sebelahnya tampak Vany meringgkuk dengan selimutnya sepertinya dia terasa kelelahan saat menyambut kedatangan teman-temannya tadi dan kini dia tanpak tertidur.

Teri tiba-tiba sangat rindu dengan Ibunya, ia ingin sekali meminta maaf kepada wanita itu mungkin karena matanya begitu lelah, atau mungkin pengaruh obat, akhirnya Teri pun tertidur. Entah untuk berapa lama Teri tertidur. Ia hanya Teringat bahwa perasaan hatinya terasa lebih ringan dan nyaman.

Teri terjaga ketika ada sosok seorang yang membelai kepalanya dengan lembut, Ibu Ratna dengan mata berbinar memandang putrinya dengan penuh cinta.

Tadi sebelum masuk ke ruangan ini, suster yang bertugas telah memberitahukan mengenai berkembangan Teri. Hari ini dia sudah mau makan, makanan yang telah disiapkan. Dan menurut suster hari ini, untuk pertama kalinya, mereka melihat secara diam-diam dari balik pintu ruangan, Teri sudah tersenyum. Bahkan tertawa kecil mendengarkan cerita dari Vany.

            T: ”Ibu” (sapa Teri setelah mengetahui bahwa Ibunya ada disampingnya)
           
            IR: “Iya sayang, Ibu ada disini”
            (Ibu Ratna sangat senang)
(karena selama sakit Teri tidak berkata sepata kata pun kepada dirinya, apalagi
memanggilnya)
            “Kini ia mau menyapanya kembali.”

            T: ”Maafkan Teri ya bu ”
            (tanpa terasa air mata Teri menetes di pipinya)
            (Perlahan Ibu Ratna menghapus air mata itu)
IR: ”Apa yang perlu dimaafkan.
Tidak ada sesuatu yang perlu dimaafkan. ”
(kata Ibu Ratna lembut)

T: “Tapi Teri sudah membuat Ibu sedih “

IR: ”nggak sayang, Ibu mengerti mengapa kamu seperti ini.”
“Sekarang ini saatnya bagi kita untuk membuka lembaran baru”
”Ibu nyakin sekali kamu bisa melewati masa sulit ini”
”Kita akan melewatinya bersama”

(Tangan Teri memegang erat tangan Ibunya)
(Sepertinya ia ingin megungkapkan bahwa ia sangat membutuhkan wanita itu,
untuk menjalani hari–hari  didepan.

Begitu juga dengan Ibu Ratna, ia mencium kening anaknya itu dan berkata

IR: ”Jangan bersedih lagi ya. Tuhan akan menolong kita”

Tiba-tiba pandangan mata Ibu Ratna beralih kepada Vany, yang masih terlelap dengan wajahnya yang damai. Didalam hatinya Ibu Ratna mengatakan: Terima kasih untuk hari ini dan Tuhan Terima kasih untuk gadis yang ceria itu yang telah kau kirimkan bagi kami.

Tiada kata yang mampu terucapkan selain Terima kasih disaat Tuhan menyelesaikan setiap masalah yang membebani hidup kita.

Terima kasih Vany.