Rabu, 14 September 2011

Makna Relasi yang Sehat

Ada tiga pengembara singgah di sebuah
kota. Warga kota itu tak pernah
bergembira, sebab mereka hidup
egois. Mereka mengerjakan segala sesuatu
sendiri dan untuk dirinya sendiri. Mereka
juga suka mencurigai semua orang. Termasuk
kepada tiga pengembara kelaparan yang
duduk di tengah alun-alun kota mereka.
Tiga pengembara itu membuat api, lalu
merebus sebuah batu. “Apa yang kaubuat?”
Tanya seorang anak yang lewat. “Kami membuat
sup batu yang sangat enak,” kata si
pengembara, “tetapi akan jauh lebih enak jika
ditambah sesiung kecil bawang,” lanjutnya.
Anak itu pun berlari dan mengambilkan
bawang. Orang-orang kota itu mulai penasaran.
Mereka mengintip dan menengok satu
persatu. “Sup ini akan jauh lebih enak jika
ditambah wortel dan tomat. Seiris kecil
daging juga membuat rasanya jauh lebih
baik.” Didorong rasa ingin tahu yang kuat,
mereka membawakan satu persatu bahan
yang disebut para pengembara. Alhasil,
jadilah sup yang enak (tentu setelah batunya
dibuang) dan penduduk kota mulai menikmatinya.
Untuk pertama kalinya penduduk
kota itu meniadakan rasa curiga dan
mengalami indahnya hidup berbagi dalam
kebersamaan.
Pemazmur menyebutkan betapa
baiknya apabila kita hidup bersama dengan
rukun. Tidak cuma berarti tinggal bersamasama,
tetapi saling menerima dan saling
berbagi dalam kasih. Hidup rukun tanpa
prasangka, yang menghalangi interaksi
dengan sesama. Hidup harmonis ini bukan
saja mendatangkan kebahagiaan bagi kita,
melainkan juga bagi Allah. Seperti kata
pemazmur 133, “… sebab ke sanalah Tuhan
memerintahkan berkat ...

KESATUAN DAN KEBERSAMAAN

Sebagian besar dari orang Kristen ingin
rukun dengan orang di sekitar kita, keluarga
kita, teman, tetangga, sesama pekerja dan
sesama orang percaya. Kita ingin ada
perasaan yang baik di antara kita, menikmati
rasa kesatuan dan kebersamaan. Apakah
Anda tahu bahwa Tuhan ingin hal sama bagi
kita? Itu dinyatakan Paulus dalam surat untuk
Efesus. Dalam 3 pasal pertama dia menunjukkan
bagaimana Tuhan mengasihi kita dan
apa yang telah Dia lakukan bagi kita,
terutama bagaimana Dia menyatukan kita
dalam satu tubuh. Kemudian Paulus berkata,
“...Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah
lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu
dalam hal saling membantu. Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan
damai sejahtera...” (Efesus 4:1-6) Apakah
Anda menangkap maksudnya? Adanya suatu
kesatuan dalam iman Kristen yang sekarang
bisa dinyatakan dalam hubungan kita
dengan sesama. Kita bisa rukun dengan
sesama dalam kasih dan damai, dan menikmati
kebersamaan karena kita satu dalam
Kristus.

KEHIDUPAN KRISTEN YANG SEHAT

Kehidupan Kristen yang sehat berkaitan
dengan relasi, baik relasi dengan Allah
maupun dengan sesama. Relasi yang baik
dengan Allah merupakan sumber kuasa di
dalam menjalani relasi dengan sesama.
Tanpa relasi yang baik dengan Allah, relasi
kita dengan sesama akan diwarnai oleh
kompetisi (persaingan) untuk menjadi lebih
unggul dalam hal kekayaan, kekuasaan,
kepopuleran, dan sebagainya. Sebaliknya,
relasi yang sehat dengan Allah akan membuat
kita memperjuangkan tujuan Allah
melalui kehidupan kita, sehingga relasi kita
dengan sesama akan diwarnai oleh kasih,
pengertian, dan sikap yang membangun.