Jumat, 25 November 2011

Berbeda, karena tanggung jawab

Haiti dan Republik Dominika merupakan dua negara bertetangga di sebuah pulau tropis. Meski bersebelahan, keadaan alamnya sangatlah bertolak belakang. Di Republik Dominika, hamparan hutan hijau menjanjikan alam eksotik yang menarik banyak turis dari seluruh penjuru dunia. Pemerintah Republik Dominika pun memperoleh banyak devisa sehingga kesejahteraan rakyatnya terjamin. Namun, tidak demikian dengan negara Haiti.
 
Maraknya penebangan hutan secara liar selama bertahun-tahun telah menggersangkan alam Haiti. Hutan-hutan gundul, bencana alam selalu terjadi, dan kemiskinan merajalela. Tuhan memberkati kita, anak-anak-Nya, dengan berlimpah. Segala segi kehidupan kita tak luput dari curahan berkat-berkat-Nya. Dengan kata lain, Tuhan tidak menginginkan kita hidup berkekurangan. “Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.” (Yakobus 1:9-10). Tuhan tidak melarang kita memakai berkat-Nya bagi kebutuhan hidup, sebab salah satu tujuan-Nya memberkati adalah untuk memelihara kita. Namun, sebagai umat-Nya, Ia mau agar kita dapat mengelola berkat-Nya dengan benar.

FOKUS KEPADA KUALITAS HIDUP YANG MULIA

Meskipun kita yang berjerih lelah menjalankan tugas sebagai seorang pengusaha atau seorang pekerja, namun orang Kristen dipanggil Tuhan untuk menjalankan kualitas hidup yang lebih mulia, yakni menjadi “bendahara Tuhan yang baik.” Karena itu, dalam hidup ini, kita tidak berhak hanya memperhatikan kebutuhan diri sendiri, tetapi kebutuhan orang lain juga, terutama saudara seiman. Yakobus mengingatkan, bahwa kehidupan yang mulia tidak diukur dari seberapa banyak materi yang dimilikinya, tetapi seberapa benar ia mengelola berkat yang Tuhan telah berikan kepadanya. Jika seorang Kristen hidup menurut kenikmatan dunia; bahkan ia berbuat curang terhadap saudaranya sendiri dengan menindas dan merampas hak mereka, maka dalam pandangan Tuhan, ia memiliki kualitas hidup yang rendah (ay. 9-10). Mengapa disebut demikian? Karena ia tidak menghargai panggilannya sebagai bendahara Tuhan.

BERSIKAP DEWASA DALAM MENGELOLA BERKAT

Kematangan rohani lebih berkaitan dengan integritas karakter kita dalam menjalani kehidupan sesuai kehendak Tuhan, sedangkan kemapanan hidup lebih berkaitan dengan hal materi untuk mencukupi kebutuhan hidup dan memberkati sesama. Kematangan rohani cenderung berkaitan dengan berkat secara rohani, sedangkan kemapanan hidup lebih berkaitan dengan berkat-berkat secara jasmani. Untuk mencapai kedewasaan rohani yang sempurna kita perlu memahami keseimbangan rohani dalam membangun kematangan rohani dan meraih kemapanan hidup. Kita membutuhkan nilai-nilai integritas secara alkitabiah untuk jadi pedoman dalam meraih dan mengelola segala berkat yang diberikan Tuhan. Kematangan karakter kita secara rohani akan memberikan motivasi yang murni dan hikmat dalam meraih dan mengelola berkat Tuhan secara bijak.

MENGELOLA BERKAT MATERI DENGAN BIJAK

1. Hidup rajin dan tidak malas.
"Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang." (Amsal 20:13). Kemalasan adalah jalan tercepat menuju kepada kemiskinan.
2. Gunakan dengan benar.
Harta harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga sendiri sebelum digunakan untuk orang lain. "Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman" (1 Timotius 5:8).
3. Manfaatkan untuk menolong.
Setelah memenuhi kebutuhan pokok keluarga, kita harus memikirkan kebutuhan sesama. "Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin." (Amsal 22:9).
4. Disiplin mengelola.
Menyimpan uang adalah kebiasaan hidup yang bijaksana untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga dan merupakan tanda hidup berdisiplin. Belajarlah dari semut “bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas" (Amsal 30:25).
5. Hiduplah sebagai orang beriman, bukan seperti orang tak beriman.
Jangan menimbun harta demi berjaga-jaga seakan-akan tidak ada Tuhan yang memelihara kita. Melalui perumpamaan orang yang kaya yang bodoh yang membangun lumbung yang lebih besar untuk menyimpan gandum, Tuhan Yesus mengingatkan, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu" (Lukas 12:15).