Selasa, 29 November 2011

Kami butuh kasih-

kejadian yang menimpah bangsa kita akan-akan tidak habis habisnya
yang paling meyedihkan adalah semua orang sudah mengidentikan dengan kekacauan.
kacau-perang-bunuh-saling menuduh

dimanakah kasih !!!!!

kasih dimaknai dengan percintaan dan sejenisnya
hanya sekedar hubungan seksual
dimanakah kasih yang saling menolong-membantu-memperhatikan-perduli dan tak cemburu

kalau kasih itu ada kembali lah 
kami sedang butuh itu kasih

-Perzinahan-








godaan disini kurang tepat seharusnya saya menuliskannya dengan 
sebutan perzinahan
mengapa saya mengangkat hal ini,
ada dua alasan
1. banyak orang menganggap tabu sehingga kita tidak etis berbicaranya
2. karena hal itu banyak orang sembunyi-sembunyi mencari tahu makna dari perzinahan
dan dunia memaknai kata itu dengan sesuatu yang
bersifat alami
dan bersifat biologis

Sabtu, 26 November 2011

Ideal Leader



LOGO AAN


Logo Baru 

NAS: Natanael Audhie Senas
Burung Rajawali di Huruf S bertanda supaya semangat keluarga Senas
seperti rajawali
warna merah pada rajawali mengingatkan kecintaan pada Indonesia

belajar dari semut


Semut adalah binatang kecil yang diinjak dengan jari kelingking sudah langsung mati. Makhluk Tuhan yang kecil, lemah tak berdaya, berbeda dengan seekor gajah..

Walau kecil, semut mampu mengangkat sesuatu yang besar dengan bergotong royong. Pernah kan anda melihat sejumlah semut menggotong sesuatu yang ratusan kali lebih besar.dari semut.

Semut setiap kali bertemu saling berciuman. Semut tidak mengenal blok politik, lawan politik, pro kontra..

” Orang itu tidak usah diundang, sebab dia itu masuk orang si anu. Jangan menegur orang itu sebab dia itu blok lain. Ah, itu orang ndak benar, abu-abu, tidak jelas memihak dimana. Yang kayak begitu tidak ada dalam kamus semut. Pemahaman seperti itu hanya ada pada manusia.

Semut tak mengenal proyek yang diarahakan kepada kelompok tertentu dan membatasi untuk kelompok lain. Semut tak mengenal fee, kontribusi, tender murni, tender tidak murni, tender setengah murni, PPTK, Ketua Panitia dan segala macam istilah yang membuat pening kepala.

Tak ada dalam kehidupan semut, misalnya istilah bargaining position,.pending berita, tendangan uang amplop, eksekusi.

Jiwa gotong royong yang tinggi dari semut dapat ditiru oleh manusia. Semut yang tak memiliki akal saja dapat bergotong royong, apalagi manusia yang berakal, berpendidikan, berbudaya.

Justru manusia mengadopsi gotong royong semut dalam sisi negatif, misalnya urunan membeli cap tikus (sejenis minuman keras). Itu namanya gotong royong mabuk.

Manusia juga mencontoh gotong royong semut dalam hal mengkosumsi narkoba. Narkoba yang harganya lumayan mahal, tapi dengan urunan, maka harga yang mahal akan menjadi ringan bagi masing-masing pengguna.

Masih ada. Manusia menerapkan gotong royong dalam soal korupsi. Pers menyebutnya korupsi berjamaah. Dan memang faktanya bahwa korupsi tidak pernah dilakukan sendiri atau pelaku tunggal. Hampir dapat dipastikan bahwa korupsi dilakukan oleh lebih dari satu orang. Kalau dilakukan sendiri saja, maka memiliki resiko besar. Pasti ada persekongkolan halus antara pelaku korupsi dengan orang lain.. Sebagai contoh. Artalyta yang bersekongkol dengan Jaksa Urip..Sekalipun oknum penegak hukum berperwakan kecil,, ibarat ditiup angin roboh, tapi ditakuti dan disegani disebabkan kewenangannya yang besar, sehingga sangat strategis untuk dijadikan sekongkol. Kira-kira begitu.penjelasannya.

Kembali ke soal semut. Ternyata Tuhan menyuruh manusia “membaca”, Manusia disuruh membaca semesta alam ciptaan-Nya, termasuk makhluk Tuhan yang bernama semut.

Tentu saya tak bermaksud agar kita manusia menjadi semut. Tidak perlu menjadi semut, tapi manusia dapat mengambil pelajaran dari salah satu makhluk Tuhan yang bernama semut.

Leader...not Lie but lea