Sabtu, 01 Oktober 2011

Saling Melengkapi



Kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X berisi sifat-sifat perempuan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang menentukan sifat-sifat perempuan. Di dalam benih ayah, terdapat sperma-sperma yang berisi kromosom X atau kromosom Y saja. Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin, perempuan mempunyai unsur X X, pria mempunyai unsur X Y. Perbedaannya bahwa pria diciptakan dengan komposisi yang sempurna bahwa pria di samping mempunyai Y tetapi juga mempunyai X. Pria mempunyai unsur yang lengkap. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kepriaan (kuat), sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat perempuan (halus). Tuhan menciptakan pria dengan unsur yang begitu balance ada Y yang bersifat sebagai pelindung dan X yang bersifat sebagai perasa. Peran suami yang sesuai Alkitab adalah sebagai kepala keluarga, artinya pria memang diciptakan untuk menjadi pemimpin. Maka unsur Y dan X nya ini membuat laki-laki mempunyai sikap kuat (unsur Y) untuk melindungi istri/keluarga dan sikap kasih (unsur X) terhadap istri/keluarga. Perbedaan kromosom antara pria dan perempuan adalah kodrati. Dengan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah memang menciptakan pria dan perempuan dalam perbedaan.

Allah menciptakan pria dengan natur yang berbeda dari perempuan

Perbedaan itu menjadi dasar dari perbedaan panggilan untuk suami dan istri. Hanya perempuanlah yang mengalami menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui. Meskipun pria dan perempuan bisa melakukan pekerjaan yang sama (menggendong, menyuapi, dsb.) dan bisa mengembangkan kualitas kerja yang sama (pria bisa merawat anak sebaik perempuan dan perempuan bisa memimpin perusahaan sebaik pria), mereka seharusnya mempunyai motivasi dan tujuan kerja yang berbeda. Mengapa? Karena panggilan Allah untuk mereka berbeda. Pria tidak dipanggil Allah untuk menjadi ibu dan penolong yang sepadan, dan perempuan tidak dipanggil untuk menjadi ayah dan kepala keluarga.

Panggilan Allah untuk pria dan wanita tidak terpisah

Panggilan Allah menyatu dengan talenta, kesempatan, bakat dan kematangan life structure-nya (watak dan kepribadian). Meskipun demikian, panggilan untuk pria sebagai suami (kepala keluarga) dan perempuan sebagai istri (penolong yang sepadan) tak pernah berubah. Banyak suami-suami yang lemah dan istri-istri yang mempunyai talenta dan kepribadian yang lebih kuat, tapi bakat dan kepribadian tidak mengubah panggilan Allah atas mereka. Bahkan makin lemah si suami, makin besar tanggung jawab istri untuk mendemonstrasikan panggilannya sebagai penolong yang mampu menciptakan "suasana dan kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan suaminya". Begitu juga bagi si suami, makin kuat ia, makin besar tanggung jawabnya untuk mendemonstrasikan pengorbanan dan pelayanannya kepada istrinya, teman pewaris kasih karunia Allah tersebut (Matius 23:11; I Petrus 3:7) Allah menciptakan pria dan perempuan dalam perbedaan. Perbedaan itu bukannya menjadi penghalang namun sebagai keunikan dari gambaran ciptaan Allah yang sempurna.

ANTARA MARS DAN VENUS

1. Perbedaan memproses informasi.

Otak pria sangat tersistematis, dengan kemampuan tinggi untuk mengelompokkan segala sesuatu, kemampuan yang rendah untuk multitasking, kemampuan yang tinggi untuk mengontrol emosi, orientasi hubungan (relasional) yang rendah, orientasi kerja yang tinggi, kemampuan yang tinggi untuk "mengasingkan diri", kecenderungan untuk bertindak sebelum berpikir, respon yang agresif terhadap resiko, dan kecenderungan untuk berkompetisi dengan para pria lain. Otak perempuan mempunyai tingkat empati yang tinggi, kemampuan rendah untuk menggolong-golongkan, kemampuan bermultitasking, kemampuan yang rendah untuk mengontrol emosi, mempunyai orientasi hubungan, orientasi kerja yang rendah, kemampuan yang rendah untuk "mengasingkan diri", kecenderungan berpikir sebelum bertindak dalam meresponi stress, respon yang berhati-hati terhadap risiko, dan kecenderungan untuk bekerja sama dengan para sesamanya lain.

2. Perbedaan berkomunikasi.

Sementara percakapan para pria biasanya cenderung berfokus pada fakta-fakta, percakapan perempuan cenderung menekankan pada perasaan di balik fakta-fakta. Para pria mengatasi masalah paling baik dengan memikirkan satu masalah pada satu waktu, biasanya dengan berpikir sendiri. Namun perempuan secara umum perlu membicarakan masalah mereka dengan orang lain untuk memproses pikiran mereka. Pria mendekati suatu situasi dengan keinginan kuat untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan, sementara perempuan kadang hanya ingin membicarakan bagaimana perasaan mereka tentang situasi yang sama. Pria berbicara secara langsung dan menggunakan kata-kata literal (harafiah), dan perempuan cenderung berbicara tidak langsung.