Kamis, 06 Oktober 2011

Mengenang Steve Jobs

Presiden Barack Obama menyampaikan duka citanya yang mendalam atas kematian pendiri Apple, Steve Jobs. Obama mengatakan bahwa Jobs adalah seorang inovator yang berhasil mengubah dunia.

"Michele dan saya sangat sedih mendengar Steve Jobs meninggal. Steve adalah salah satu inovator terhebat Amerika. Dia adalah orang berani berpikir berbeda, cukup bernyali untuk meyakini bahwa dia mampu mengubah dunia, dan cukup berbakat untuk mewujudkan itu," kata Obama dalam pernyataannya, dilansir dari laman Sun Times, Rabu 5 Oktober 2011 waktu setempat.


"Steve selalu bilang bahwa dia menjalani hidupnya setiap hari ibarat itu adalah hari terakhirnya. Itulah yang dia lakukan, mengubah hidup kita, mengubah seluruh tatanan industri, dan mencapai melakukan hal langka  yang pernah dilakukan manusia dalam sejarah: mengubah cara kita memandang dunia," kata Obama.


Steve Jobs: Bercerita tentang kematian


Mendiang pendiri Apple, Steve Jobs, pernah bercerita cukup panjang mengenai kematian. Dia mengutarakannya di depan para wisudawan Universitas Stanford, AS, pada Juni 2005. Menurut Jobs, kematian bisa jadi adalah suatu "pencapaian terbaik dalam hidup" dan jangan menyia-nyiakan "waktu kita yang terbatas" dengan bergantung pada kehidupan orang lain."

Kutipan pidato Jobs itu dimuat kembali oleh sejumlah laman media di AS bertepatan dengan hari wafatnya inovator Apple itu di usia ke-56 tahun, 5 Oktober 2011. Jobs wafat setelah bertahun-tahun melawan kanker pankreas yang menyerang tubuhnya.

Di bagian akhir pidatonya di hadapan para wisudawan Universitas Standford enam tahun yang lalu, Jobs secara khusus menyinggung konsep kematian. "Saya setiap hari bercermin dan bertanya kepada diri sendiri, 'Bila hari ini adalah yang terakhir bagi hidupku, apakah aku ingin melakukan apa yang akan kulakukan hari ini?' Dan bila hampir setiap hari menjawab 'Tidak,' berarti saya tahu saya harus mengubah sesuatu," kata Jobs.

"Mengingat saya akan akan segera mati merupakan hal yang paling penting untuk membantu saya membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup," kata Jobs dalam pidatonya yang dimuat di laman Universitas Stanford. Saat itu, dia mengaku sudah setahun mengetahui dirinya menderita kanker.

Jobs mengaku dengan berat hati mengikuti saran dokter dan harus menahan sakit yang luar biasa selama menjalani perawatan. Dia sadar bahwa sewaktu-waktu "hari"nya akan tiba.

"Tidak ada yang mau mati. Bahkan orang-orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin lebih dulu mati. Namun, kematian adalah tujuan yang harus dihadapi kita semua. Tidak ada satupun yang bisa lolos [dari kematian]," kata Jobs.

"Dan itu nampaknya sudah seharusnya demikian, karena Kematian kemungkinan besar adalah pencapaian terbaik dalam Hidup. Itu adalah agen perubahan dalam Hidup, dengan menggantikan yang tua untuk membuka jalan bagi yang baru," lanjut Jobs.

Kepada para wisudawan, selanjutnya Jobs mengatakan "Kini yang baru itu adalah kalian, namun suatu saat yang tidak begitu lama dari sekarang, kalian perlahan akan menjadi tua dan akan tergantikan. Maaf ini membuat jadi terkesan dramatis, namun kebenarannya demikian," lanjut Jobs, yang mengaku tidak bisa menyelesaikan kuliah untuk menjadi wirausahawan.   

Dia juga berpesan kepada kaum muda bahwa "waktu kalian terbatas, jadi jangan menyia-nyiakannya dengan bergantung pada kehidupan orang lain." Maksud Jobs, jangan mudah terbawa oleh pengaruh orang lain. "Paling penting, yakinlah akan suara hati dan intuisi kalian, karena mereka sudah tahu apa yang kalian cita-citakan. Yang lain itu nomor dua," kata Jobs.

Berikut adalah isi pengumuman tersebut:

"Kami dengan sangat sedih mengumumkan bahwa Steve Jobs telah meninggal dunia hari ini.

Dengan energi, semangat dan kecerdasan yang briliannya, Steve adalah sumber dari berbagai inovasi yang memperkaya hidup kita. Dunia menjadi lebih baik karena Steve.

Cinta terbesarnya adalah istrinya, Laurene, dan keluarganya. Duka cita mendalam kami kepada mereka dan semua orang yang tersentuh dengan hadiah luar biasa yang diberikan Steve."